Jumat, 22 Januari 2016



ISLAM NUSANTARA DAN INDONESIA





Islam nusantara menjadi perbincangan hangat dikalangan ummat islam di Indonesia. Hal ini dapat disadari dengan tersebar luasnya di media tentang pembahasan islam nusantara, ada yang pro terhadap islam nusantara ada pula yang kontra terhadap islam nusantara. Memang tak mudah masyarakat menerima pemahaman islam nusantara ini jika masyarakat tak membuka sejarah masuknya islam di Indonesia. Bukti pertama bahwa islam nusantara ini sudah ada sejak datangnya wali songo ke nusantara yang pada waktu itu Indonesia masih di namakan nusantara. Nusantara ini pula di kuasai oleh kerajaan besar yaitu kerajaan majapahit, di dalamnya terdapat agama hindu dan budha. menyebarkan islam di nusantara ini tidaklah mudah bagi para wali songo karna harus bersifat toleran terhadap budaya dan kepercayaan masyarakat hingga mampu hidup berdampingan dengan masyarakat dan kerjaan pada waktu itu. Warga nusantara pada waktu itu masih percaya terhadap hal yang berbau sesembahan seperti meletakkan sesajen ke pohon besar yang di anggapnya keramat, dari sinilah wali songo mampu menyebarkan islam dengan merubah tatanan kebudayaan mereka bukan menhapus budaya mereka tapi merubah budaya mereka dengan dzikiran bersama didepan sesajen dan memanggil warga untuk makan bersama-sama dari sinilah wali songo mampu menyebar luaskan islam dengan perantara budaya di nusantara. Budaya yang dirubah wali songo yaitu acara selamatan atau syukuran, barazanji, dan sebagainya. Itulah budaya ke islaman nusantara jadi tidak bisa di punkiri bahwa islam nusantara ini sudah ada sejak para wali songo datang ke Indonesia dengan maksud menyebar luaskan islam di Indonesia.

Islam nusantara bukanlah sebuah agama tetapi ini sebuah pemahaman yang sudah lama sejak para penyebar islam di nusantara pada waktu itu hadir dalam menyebarkan islam. Lagi pula dilihat dari cara penyebaran islam di nusantara tidaklah melalui peperangan dan pemaksaan tapi melalui sifat toleran, moderat, netral, dan adil, inilah islam nusantara yang harus kita jaga keluruhannya dengan menhargai perbedaan agama, budaya, suku, ras,dan adat istiadat. Sikap radikal kita terhadap agama lain merupakan sebuah bentuk pemahaman yang salah dalam memahami islam karna islam adalan agama rahmatan lill alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam. Merujuk pada piagam madinah yang dicetuskan oleh nabi Muhammad saw pada pasal 16, pasal 24, dan pasal 26 memperlihatkan sikap toleransi terhadap agama, budaya, suku, ras dan yang lainnya adalah sebuah sunnatullah dari Muhammad saw 

Penanaman Budaya Arab Di Indonesia
Memang banyak pihak yang ingin merubah tatanan keislaman di Indonesia dengan memasukkan budaya arab dan menagamakan budaya arab, sehingga sejarah para penyebar islam nusantara di hilangkan agar agama budaya arab ini mampu membumi di Indonesia. Terbukti banyak pemahaman islam radikal dengan membawa nama islam namun bukan agama islam tapi budaya arab. Salah satu kelompok bersifat radika yaitu ISIS mulai merajalela di muka bumi dengan membunuh orang-orang yang tidak mengikut dengan pemahamannya. Perlu disadari kelompok inilah dikatakan oleh rasulullah saw akan datang sekolompok ummat islam sering menggunakan dalil-dalil al-qur’an tapi tidak paham isinya, mereka itu adalah sejelek-sejeleknya binatang bahkan lebih jelek dari binatan, dan aku tidak termasuk dalam golongannya dan dia tidak termasuk dalam golonganku. Masih banyak kelompok-kelompok yang berusaha menghapus islam nusantara di Indonesia dengan mennggunakan dalil-dalil al qur’an dan hadits namun tak mampu memahami subtansilnya al-qur’an dan hadits tersebut. 

Perlu kita pelajari sebuah sejarah negeri kita sendiri termasuk sejarah masuknya islam di Indonesia dengan tidak memlalui peperangan dan pemaksaan masuk islam. Jika mempelajari sebuah sejarah kita akan tau asal usulnya kita dari mana kita berasal dan buat apa aku di ciptakan. Janganlah kita buta dengan sejarah karna kita buta dengan sejarah maka pemahan anda juga akan taklid buta. Islam nusantara ini adalah titisan para penyebar islam di nusantara dan sikap toleransi terhadap agama, budaya, suku, ras dan yang lain., adalah sebuah titipan dari rasulullah saw.

Relasi Empat Pilar Dan Islam Nusantara
Di dalam islam nusantara ini pula terselip sebuah pemahaman bahwa NKRI, UUD, PANCASILA, BHINEKA TUNGGAL IKA, merupaka sebuah satu kesatuan yang harga mati dalam islam nusantara sebab ke empat pilar inilah menunjukkan pemahaman sifat moderat, toleran, netral dan adil. Maka wajib hukummnya dalam mempertahankannya. Salah satu ulama besar dari Indonesia yaitu KH. Hasyim asy’ari hukum membela tanah air adalah fardu ai’n adalah wajib bagi seluruh ummat islam di Indonesia. Maka dari itu islam nusantara sangat berkaitan dengan NKRI, UDD, PANCASILA, BHINEK TUNGGAL IKA, yang harus kita jaga keluruhannya. Jika islam nusantara dikatakan liberal gara-gara mempertahankan empat pilar maka bukalah piagam madinah yang di cetus oleh rasulullah saw didalam pasal 16, pasal 24, pasal 26 bahwa rasulullah tidak mendirikan Negara arab melainkan Negara nasionalisme. Dilihat dari sisi al-qur’an wajib bagi ummat islam menpertahankan ke empat pilar ini karna tergambarkan betul dari berbagai ayat al-qur’an di antaranya : musyawarah (QS. Ali Imran: 159, QS. Al- Syura: 38), ketaatan kepada pemimpin (QS. al-Nisaa: 59), keadilan (QS. an-Nahl: 90, QS. al-Nisaa: 58), Persamaan (QS. al-Hujuraat: 13), dan hubungan antar umat dari berbagai agama (QS. Al Baqarah: 256,QS. AliImran:64,QS.Al-Mumtahanah:8-9). 

Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai belasan ribu, suku bangsa, bahasa, adat, tradisi dan agama yang variasinya sedemikian beragam. Pendiri bangsa sangat tepat menyatakan bahwa bentuk negara yang paling cocok adalah negara kesatuan. Menyatukan perasaan senasib, seperjuangan, menumbuhkan kesatuan dari beragam kemajemukan yang ada, sebagai sebuah bangsa adalah hal yang utama dalam mendirikan dan menjaga kelangsungan sebuah Negara. Ini sejalan dan tertuang dalam semangat Pancasila dan UUD 1945. Melihat kondisi Indonesia dengan berbagai pemahaman baru masuk Indonesia baik itu pemahaman ekstrim kanan dan ekstrim kiri maka Urgensi kebhinekaan harus terus diestafetkan pada tiap generasi karena ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berpotensi merusak tatanan kesatuan senantiasa mengintai dan siap menggempur keutuhan sebuah bangsa. Bahkan bukan tidak mungkin, terdapat sebuah komunitas radikal yang kembali ‘menggugat’ Pancasila sebagai dasar Negara dengan berbagai dalihnya. Relasi hubungan kenegaraan antara Indonesia dan islam nusantara sangat berkaitan menjaga kesatuan Negara ini.

pelopor penyebar islam nusantara adalah organisasi Nahdlatul Ulama (NU) bersama dengan banom-banomnya. Menyebarkan islam nusantara bagi NU tidaklah mudah karna orang awam mungkin ini adalah sebuah pemahaman baru sehingga muncul berbagai cacian oleh kalangan yang belum tahu sepenuhnya islam nusantara dan ada pula orang yang menginginkan islam nusantara seharusnya tidak ada di Indonesia agar sejarah perjuangan penyebaran islam di nusantara itu hilang seperti para wali songo, berusaha di hilangkan benih-benih sejarahnya.jika ini terjadi tradisi ke islaman nusantara kita akan hilang seperti barazanji, syukuran,dan berbagai tradisi budaya keislaman di indonesia. semuanya akan hilang dan akan diganti dengan budaya yang tidak sepahaman dengan tradisi local di indonesia seperti budaya arab, dari sinilah awal mula budaya arab itu di agamakan di Indonesia. Perlu disadari lambat laun pula budaya asing pula perlahan akan menjadi sebuah agama dan tradisi local nusantara akan hilang begitu saja, maka dari itu mempertahan islam nusantara merupakan kewajiban bagi kita untuk mempertahankan dan melestarikannya agar budaya Indonesia terselamatkan.

IKHLASU AMAL MUSLIM
Bulukumba, 17 AGUSUTUS 1945

Kamis, 21 Januari 2016

IPNU - IPPNU DALAM MENANGGULANGI WESTERNISASI DAN NARKOBA

IPNU - IPPNU DALAM MENANGGULANGI WESTERNISASI DAN NARKOBA

Ikatan pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah organisasi pelajar yang lahir dari organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU). Di era globalisasi banyak permasalahan dinegeri ini terutama dikalangan tunas bangsa kita yaitu para pelajar Indonesia yang diserang dari berbagai asfek kehidupan para pelajar.

Tantangan IPNU - IPPNU sekarang bukan hanya radikalisasi dan terorisme yang sering diangkat kepermukaan namun tantangan yang muncul adalah penanaman budaya westernisasi dan narkoba dikalangan pelajar semakin meningkat ditiap tahunnya menjadi persoalan utama yang harus di hadapi. Di era transnasional para pengedar narkoba dan westernisasi menjadi lahan segar untuk mempermudah gerakan mereka. Strategi gerakan bawa tanah menjadi kunci utamanya dalam menhancurkan generasi bangsa atau pelajar Indonesia.

Westernisasi dikalangan pelajar

Secara realitas pergerakan westernisasi mereka mulai massif dengan menyeran para pelajar untuk merubah pola kehidupan dengan penanaman budaya barat yang bersifat hedonis atau hura-hura. Disamping itu pula kebanyakan peranan media seakan ikut membantu gerakan westernisasi dengan mengadalkan televise swasta, sosial media dan berbagai media yang mengubah pola kehidupan para pelajar di Indonesia. Bisa kita ketahui bahwa tauran dikalangan pelajar sangat berkembang pesat dan tak mudah di hentikan begitu saja karna persoalan penanam budaya barat di pikiran para pelajar untu berbuat anarkis antar sesama pelajar. Dari pihak pemerintah pula sudah berapa kali merubah kurikulum sampai kurikulum itu berbasis karakter namun tak ada perubahan signifikan dalam menanggulangi anarkisme pelajar. Analisis tawuran di kalangan pelajar memiliki empat domain: keluarga, sekolah, sosial dan media.

Lingkungan keluarga yang tidak membuat suasana nyaman kerap kali menjadi sumber kekecewaan. Selain berakibat hilang identitas diri dan kemandirian di sebabkan nihilnya peran keluarga dalam mengasuh anak, sehingga mengekpresikan dengan kekecawaanya bersama kelompoknya dengan kelakuan dekstruktif. Sebagai bentuk kesetiaan dan komitmen terhadap kelompoknya.

Sekolah menjadi saranah pembelajaran bagi siswa kerap kali menjadi tempat bagi para pelajar untuk melakukan perilaku kurang disiplin jika guru gagal merangsang minat belajar siswa kondisi ini pula dapat menstimulus siswa untu membolos disekolah dan melakuka kegiatan di luar sekolah yang menganggap heroic dan penuh tantangan bersama teman sekolompoknya.

Ligkungan sosial sangatlah berpengaruh dalam merubah mainset pemikiran para pelajar karna dengan muncul berbagai kekerasan antar suku, daerah, agama, adalah bentuk doktirinitas secara tidak lansung untuk para pelajar berbuat seperti apa yang ada pada lingkungannya. Dititik ini pula lingkungan sosial telah memberikan contoh betapa kekerasan menjadi pilihan tunggal dalam melegalkan kepentingan kelompok.

Peranan media dalam merubah pola fikir pelajar memungkin untuk membuat hal anarkisme antar pelajar dengan maraknya di televisi, youtube, dan berbagai media sosial lainnya mempertontonkan hal-hal anarkisme, bahkan mempertotongkan heroicnya seoarang pelajar ketika tauran antar pelajar demi kepentingan kelompoknya.

Fenomena tawuran antar pelajar kini telah meluas ke lingkup kriminalitas seperti, penodongan, penculikan, pemerkosaan, pembajakan angkutan umum sampai kepada pembunuhan. Historigrafi sosial pelajar menandakan bahwa kekerasan di tingkat pelajar semakin meningkat dan susah untuk menanggulanginya karna sudah masuk ke area kriminalitas.

Peredaran narkoba bagi kaum pelajar di indonesia

Misi pengedar narkoba antar Negara melalui era trans nasional ini memudahkan untu bergerak masuk kepada kaum pelajar di Indonesia. Hal tersebut mengelisahkan kalangan orang tua terhadap anaknya yang masih pelajar sebab psikolgi pelajar masih lalbil dan cendrung tak berpikir ketika mencoba sesuatu hal yang baru dalam kehidupannya.

Betapa tidak menggelisahkan orang tua dari hasil badan narkotika nasional (BNN) di ketahui sejak tahun
2003, jumlah kasus narkotika dalam negeri ini cederung meningkat dengan jumlah terasangka yang juga cenderung bertambah. Pada tahun 2008 berjumlah 13.104 tersangka, dan menjadi 11.601 tersangka pada 2009. Pada tahun yang sama, jumlah warga yang dirawat pusat reahabilitasi lebih dari 17.700 orang. Tak kala menggelisahkan pula, para pengguna zat psikotropika ini rata-rata adalah pelajar. Dijakarta tujuh dari sepuluh pecandu narkoba adalah kaum pelajar.

Di usia pelajar mudah untuk di perbaharui jiwa dengan melihat kondisi psikolgi yang masih cenderung fluktuasi dengan perjalanan hidup berupa pengalaman fisik, emosional, intelektual dan sosial. Dengan tingkat labilitas tinggi mempermudah para pengedar narkoba untuk mengedar barangnya dengan menggunakan strategi lingkungan sosial yang mendorong pada fantasi kebebasan ala anak muda yang di barengi dengan pergaulan bebas.

Ironisnya transaksi narkoba di era transnasional bisa pula menggunakan media teknologi komunikasi canggih. Jaringan narkotika ini sudah termasuk kedalam kejahatan internasional yang tidak mengenal Negara dan batas Negara dalam melakukan transaksi. Betapa canggi dalam melakukan transaki karna didukung oleh pihak financial besar dan menggunakan strategi acak,keluar pintu yang berbeda dan jaringan sel terputus sehingga menyusahkan pihak aparat penegak hukum untuk melakukan pembuktian.

Peran IPNU - IPPNU

Dari problem permasalahan pelajar tersebut pihak organisasi IPNU dan IPPNU sudah menjadi pekerjaan rumah dan harus berpikir secara kolektif untuk menanggulangi westernisasi dan narkotika dikalangan anak muda dan pelajar di Indonesia demi menghentikan pergerkan westernisasi dan narkotika ini tak merebak luas di tiap daerah. Dengan pola kaderisasi IPNU dan IPPNU yang mengutamakan “belajar, berjuang, bertakwah” adalah motto utama IPNU dan IPPNU untuk merancang nalar para pelajar untuk terus berfikir kreatif. Sebagai organisasi pembelajar dan dialektika menuju organisasi pemberdayaan menjadi pilihan yang tak ditawar lagi. Kuncinya tak lain adalah peningkatan kreatifitas, penajaman agenda kerja, dan pengokohan spirit untuk selalu meraih progress.

Memaknai IPNU – IPPNU sebagai organisasi pembelajar bagi para pelajar menempatkan posisi IPNU – IPPNU dalam menghadapi tantangan zaman agar tak mudah terjerumus kadalam lingkaran penanaman budaya barat yang biasa disebut westernisasi dan penggunaan zak psikotropika atau narkoba. Strategi kaderisasi IPNU – IPPNU berlangsung dari pelatihan formal dan pelatihan non formal demi menunjang keberlansungan kader – kader IPNU – IPPNU untuk meingkatkan kafasitas kemampuan mereka dan di perketat pula dengan kegiatan program kerja demi menjauhkan pelajar dari sisi pola kehidupan negatif dengan begitu pelajar Indonesia mampu kita kurangi tingkat pecandu narkoba dan sifat anarkisme antar pelajar.

21 januari 2016
Ikhlasul Amal Muslim
PC. IPNU Kab. Bulukumba

Rabu, 13 Januari 2016

dakwah islam



DAKWAH KEAGAMAAN


Dakwah keagamaan dalam perkembangannya telah mengalami berbagai perubahan bentuk, cara, dan penekanan. Dahulu, pemaparan ajaran agama dititikberatkan pada usaha mengaitkan ajaran-ajaran­nya dengan alam metafisika, sehingga surga, neraka, nilai pahala, dan beratnya siksaan mewarnai hampir setiap ajakan keagamaan. Setelah sekian banyak ilmuwan Barat mempertanyakan kandungan Kitab Suci (Perjanjian Lama) berdasarkan hasil-hasil temuan ilmiah, dan sikap mereka itu dihadapi dengan tidak bijaksana oleh para agamawan, maka dakwah keagamaan (Islam) – antara lain terdorong oleh kekhawatiran yang tidak beralasan – berusaha sedapat mungkin, secara benar atau keliru, membuktikan keterkaitan antara ajaran agama dengan perkembangan ilmu.

Dalam dua atau tiga dekade terakhir ini, aktivitas keagamaan pada umumnya ditandai oleh usaha menghubungkan antara ajaran agama dan pemba­ngunan masyarakat. Dalam hal ini, ajaran agama diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk le­bih berpartisipasi dalam pembangunan, sambil membentengi penganut-penganutnya dari segala ma­cam dampak negatif yang mungkin terjadi akibat pembangunan.

Kecenderungan di atas terjadi hampir di seluruh negeri Islam. Di Indonesia hal serupa juga terlihat, walaupun belum mencapai seluruh pelosok tanah air. Bahkan di ibukota negara masih biasa terdengar uraian-uraian keagamaan yang tidak sejalan dengan kecenderungan tersebut.

Marilah kita mengambil contoh dari uraian-uraian menyangkut hijrah yang di sana-sini masih terdengar. Uraian-uraian tersebut dapat kita bagi dalam dua kategori. Pertama, uraian yang bersifat supranatural, seperti “merpati” dan “sarang laba-laba” yang tiba-tiba menutupi mulut gua tempat Nabi saw. bersembunyi, “daun-daun” yang serta-merta le­bat di sekeliling gua, dan lain-lain yang tidak semua­nya dapat dipertanggungjawabkan dari segi riwayat, lebih-lebih dari segi ilmiah. Kedua, uraian yang men­dukung pembangunan masyarakat, seperti “persiap­an dan perencanaan” dalam berbagai segi, “sikap-­sikap Nabi saw. dan Abu Bakar r.a.” selama dalam perjalanan, “kerjasama Nabi” dengan penunjuk jalan yang “non-Muslim”, dan sebagainya.

Uraian-uraian kategori pertama bila berulang ulang diperdengarkan atau ditekankan, sama sekali tidak mendukung peranan yang diharapkan dari agama dalam pembangunan. Ia bukan saja mengecil­kan upaya dan jerih payah Nabi sebelum dan pada saat berhijrah, tetapi ia juga mengaburkan sejarah bahkan ajaran agama. Sebagaimana pernah saya katakan bahwa “Islam tidak mengandalkan hal-hal supranatural dalam pembuktian ajarannya dan dalam mencapai cita-cita perjuangannya”, walaupun pada hakikatnya ini tidak berarti pengingkaran dari “uluran tangan Tuhan”. Ia pernah, masih akan, dan selalu akan ada, tetapi ia tidak akan diperoleh dengan sekadar percaya, doa, atau bahkan pelaksanaan syariat saja. Para sahabat yang sangat mendambakannya dan yang telah dipimpin langsung oleh Nabi, pernah tidak memperolehnya karena mereka gagal meme­nuhi syarat-syaratnya.

Menjelang berkecamuknya Perang Uhud, Allah SWT berpesan: Apabila kamu sabar, bersiap siaga dan bertakwa (melaksanakan tuntunan Allah menyangkut syariat dan sunnatullah) maka jika mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang me­makai tanda (QS 3:125). “Turunnya malaikat” adalah peristiwa supranatural dan merupakan sebagian dari “uluran tangan Ilahi” yang pernah mereka peroleh dalam Perang Badar (QS 8: 12). Ia sangat didam­bakan oleh para sahabat bersama Nabi Muhammad saw. dalam Perang Uhud, namun mereka tidak memperolehnya. Mereka kalah dalam peperangan. Rupa­nya syarat-syarat yang ditetapkan Tuhan – ketika itu – tidak mereka penuhi.

Kembali kepada dakwah kita dewasa ini. Rupa­nya kita masih harus banyak belajar memilih dan memilah materi-materi dakwah. Kalau tidak, mung­kin, diam lebih bermanfaat daripada bicara.

wali yang masih hidup

Suatu hari, Gusdur (sebenarnya nama aslinya adalah Abdurrahman Ad-Dakhil) mengajak KH Said Aqil Siradj (sekarang ketua PBNU). Kang Said (panggilan KH Said Aqil) bertanya mau kemana. Namun, Gusdur hanya bilang akan mengajaknya kepada seorang yang alim lalu minta doa kepadanya. Kang Said pun setuju dengan ajakan Gusdur. Oia, lokasinya pada waktu itu di Arab.
Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan orang yang berpakaian putih dan berjanggut (umumnya orang Arab) yang mempunyai banyak santri. Kang Said pun berkata kepada Gusdur, “Mungkin itu kali?” Gusdur hanya bilang, “Bukan.” Berkali-kali kang Said menebak, tapi selalu salah. Kang Said semakin bingung karena orang-orang ternama yang mereka lewati bukan termasuk orang ‘alim’ yang Gusdur maksudkan.
Tibalah saatnya mereka bertemu dengan pemulung. Ya, orang yang berprofesi sebagai pengepul sampah. Kang Said pun terheran-heran ketika Gusdur mendekati pemulung tersebut. Tak lama kemudian, ia pun ikut mendekati pemulung bersama Gusdur.
Kemudian Gusdur menepuk pundak si pemulung dan bilang minta didoakan. Seketika itu, si pemulung menangis dan memohon kepada Allah untuk dicabut kewaliaannya. Ia masih shock karena masih ada orang yang tahu bahwa ia adalah seorang wali padahal sudah menyamar sebagai orang yang dianggap rendah di masyarakat.

permasalahan ekonomi di indonesia



EKONOMI JADI PERMASALAHAN NEGERI INI
Indonesia sebuah negara memiliki kekayaan luar bias dengan berbagai kekayaan alam di indonesia namun kekurangannya adalah sumber daya manusianya. Hal seperti inilah membuat indonesia menjadi negara jajahan meski tidak seperti para penjajah sewaktu indonesia belum merdeka. Model penjajahan oleh negara asing ke indonesia dengan penjajahan ekonomi, bukti bahwa negara ini di jajah secara ekonomi adalah dengan sumberdaya alam  di kuasai oleh pemilik negara asing. Sekarang dampak penjajahan ini mulai dirasakan oleh warga dengan melemahnya rupiah bahkan sempat menembus sampai ke angaka 14.106,00. Di tahun 1998-1999  krisis moneter ini bermula dan ancaman krisis moneter ini mulai terulang jika pemerintah tak mempunyai solusi dalam menanggulangi permasalahan ini.

Sungguh ironis memang jika permasalahan ini tidak di tanggulangi secepat mugnkin, karna dampaknya sungguh besar bagi masyarakat sebab harga barang akan semakin mahal. Segala permasalahan ini bermula pada pemberdayaan sumber daya manusia sebab pendidikan di indonesia tak mampu menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara asing. Bila sumberdaya manusia ini adalah sebuah permasalahan pokok maka kita merujuk pada sistem pendidikan yang gagal. Sudah berapa kali indonesia mengubah sistem pendidikan namun hasilnya tidak ada yang memuaskan dan tidak pula menhasilkan sumberdaya manusia berdaya saing tinggi. Kita selalu merujuk pada negara finladia yang suskses sistem pendidikannya dan mentri pendidikan mulai mencontoh sistem pendidikan dengan merubah tatanan sistem pendidikan, namun apa yang terjadi pendidikan tidak memiliki perubahan signifikan. Lantas apa yang ditiru oleh mentri pendidikan sampai sistem pendidikan ini tak berhasil meski kita merujuk pada sistem pendidikan di finlandia. Setelah di telurusuri sistem pendidikan ini salah dalam menfilter sistem pendidikan di finlandia karna yang di filter adalah karakternya, bagaimana bisa sistem pendidikan bisa sukses jika sistem pendidikan karakter padahal  karakter kita tidak mungkin sama makanya sistem pendidikan berbasis karakter ini tidak akan mungkin menghasilkan SDM bermutu malahan menhasilkan generasi rancuh, terbukti siswa/siswi semakin meningkat kriminalitasnya..

Dilihat dari pergerakan pemerintah yang bekerjasama dengan negara asing di sektor perekonomian membuat masyarakat buruh makin resah, dengan serbuan tenaga kerja asing ke indonesia. Apa yang sebenarnya di pikirkan oleh pemerintah dengan kerja sama ekonomi ini, sudah membuat masyarakat semakin terpuruk, padahal pemerintah tahu bahwa SDM kita belum bisa bersaing denga negara asing. Belum lagi akan di bukanya kerang persaingan ekonomi sesama negara asean yang akan di lauchin pada tanggal 31 desember 2015, tinggal berapa bulan lagi persaingai ekonomi secara bebas akan dimulai dan serbuan tenaga kerja ke indonesia akan semakin meningkat. Begitu pula dengan sektor monopoli perdagangan para kapitalisme asing. Perkembangan kapitalisme telah mengalami tingkat tertinggi dan terakhir sebagai kapitalisme monopoli internasional (imperealisme). Kapitalisme internasional ini mempunyai 5 ciri-cirinya yaitu:
1)      Kosentrasi produk dan monopoli ditangan segintir perusahaan korporsi (MNC,TNC)
2)      Perpaduan antara kapital industri dan kapital bank yang membentuk oligarki finans.
3)      Perpaduan ekspot kapital dan barang yang membentuk oligarki finans
4)      Pembagian dunia di antara mereka dan
5)      Pembagian dunia di antara mereka telah usai
dengan demikian pasar bebas ini adalah sebuah konspirasi monopoli perdagangan kapitalisme internasional. Karna hakekatnya pasar bebas bukan berarti memberikan kebebasan bagi negara asean termasuk indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan keuntungan barang dan jasa. Jadi bisa di analisis bahwa terbukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi malah petaka bagi indonesia dengan kondisi negara ditimpa berbagai permasalahan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan produk dalam negeri belum siap bersaing.

Ikhlasul amal muslim
Bulukumba, 23 Agusutus 2015