Jumat, 22 Januari 2016



ISLAM NUSANTARA DAN INDONESIA





Islam nusantara menjadi perbincangan hangat dikalangan ummat islam di Indonesia. Hal ini dapat disadari dengan tersebar luasnya di media tentang pembahasan islam nusantara, ada yang pro terhadap islam nusantara ada pula yang kontra terhadap islam nusantara. Memang tak mudah masyarakat menerima pemahaman islam nusantara ini jika masyarakat tak membuka sejarah masuknya islam di Indonesia. Bukti pertama bahwa islam nusantara ini sudah ada sejak datangnya wali songo ke nusantara yang pada waktu itu Indonesia masih di namakan nusantara. Nusantara ini pula di kuasai oleh kerajaan besar yaitu kerajaan majapahit, di dalamnya terdapat agama hindu dan budha. menyebarkan islam di nusantara ini tidaklah mudah bagi para wali songo karna harus bersifat toleran terhadap budaya dan kepercayaan masyarakat hingga mampu hidup berdampingan dengan masyarakat dan kerjaan pada waktu itu. Warga nusantara pada waktu itu masih percaya terhadap hal yang berbau sesembahan seperti meletakkan sesajen ke pohon besar yang di anggapnya keramat, dari sinilah wali songo mampu menyebarkan islam dengan merubah tatanan kebudayaan mereka bukan menhapus budaya mereka tapi merubah budaya mereka dengan dzikiran bersama didepan sesajen dan memanggil warga untuk makan bersama-sama dari sinilah wali songo mampu menyebar luaskan islam dengan perantara budaya di nusantara. Budaya yang dirubah wali songo yaitu acara selamatan atau syukuran, barazanji, dan sebagainya. Itulah budaya ke islaman nusantara jadi tidak bisa di punkiri bahwa islam nusantara ini sudah ada sejak para wali songo datang ke Indonesia dengan maksud menyebar luaskan islam di Indonesia.

Islam nusantara bukanlah sebuah agama tetapi ini sebuah pemahaman yang sudah lama sejak para penyebar islam di nusantara pada waktu itu hadir dalam menyebarkan islam. Lagi pula dilihat dari cara penyebaran islam di nusantara tidaklah melalui peperangan dan pemaksaan tapi melalui sifat toleran, moderat, netral, dan adil, inilah islam nusantara yang harus kita jaga keluruhannya dengan menhargai perbedaan agama, budaya, suku, ras,dan adat istiadat. Sikap radikal kita terhadap agama lain merupakan sebuah bentuk pemahaman yang salah dalam memahami islam karna islam adalan agama rahmatan lill alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam. Merujuk pada piagam madinah yang dicetuskan oleh nabi Muhammad saw pada pasal 16, pasal 24, dan pasal 26 memperlihatkan sikap toleransi terhadap agama, budaya, suku, ras dan yang lainnya adalah sebuah sunnatullah dari Muhammad saw 

Penanaman Budaya Arab Di Indonesia
Memang banyak pihak yang ingin merubah tatanan keislaman di Indonesia dengan memasukkan budaya arab dan menagamakan budaya arab, sehingga sejarah para penyebar islam nusantara di hilangkan agar agama budaya arab ini mampu membumi di Indonesia. Terbukti banyak pemahaman islam radikal dengan membawa nama islam namun bukan agama islam tapi budaya arab. Salah satu kelompok bersifat radika yaitu ISIS mulai merajalela di muka bumi dengan membunuh orang-orang yang tidak mengikut dengan pemahamannya. Perlu disadari kelompok inilah dikatakan oleh rasulullah saw akan datang sekolompok ummat islam sering menggunakan dalil-dalil al-qur’an tapi tidak paham isinya, mereka itu adalah sejelek-sejeleknya binatang bahkan lebih jelek dari binatan, dan aku tidak termasuk dalam golongannya dan dia tidak termasuk dalam golonganku. Masih banyak kelompok-kelompok yang berusaha menghapus islam nusantara di Indonesia dengan mennggunakan dalil-dalil al qur’an dan hadits namun tak mampu memahami subtansilnya al-qur’an dan hadits tersebut. 

Perlu kita pelajari sebuah sejarah negeri kita sendiri termasuk sejarah masuknya islam di Indonesia dengan tidak memlalui peperangan dan pemaksaan masuk islam. Jika mempelajari sebuah sejarah kita akan tau asal usulnya kita dari mana kita berasal dan buat apa aku di ciptakan. Janganlah kita buta dengan sejarah karna kita buta dengan sejarah maka pemahan anda juga akan taklid buta. Islam nusantara ini adalah titisan para penyebar islam di nusantara dan sikap toleransi terhadap agama, budaya, suku, ras dan yang lain., adalah sebuah titipan dari rasulullah saw.

Relasi Empat Pilar Dan Islam Nusantara
Di dalam islam nusantara ini pula terselip sebuah pemahaman bahwa NKRI, UUD, PANCASILA, BHINEKA TUNGGAL IKA, merupaka sebuah satu kesatuan yang harga mati dalam islam nusantara sebab ke empat pilar inilah menunjukkan pemahaman sifat moderat, toleran, netral dan adil. Maka wajib hukummnya dalam mempertahankannya. Salah satu ulama besar dari Indonesia yaitu KH. Hasyim asy’ari hukum membela tanah air adalah fardu ai’n adalah wajib bagi seluruh ummat islam di Indonesia. Maka dari itu islam nusantara sangat berkaitan dengan NKRI, UDD, PANCASILA, BHINEK TUNGGAL IKA, yang harus kita jaga keluruhannya. Jika islam nusantara dikatakan liberal gara-gara mempertahankan empat pilar maka bukalah piagam madinah yang di cetus oleh rasulullah saw didalam pasal 16, pasal 24, pasal 26 bahwa rasulullah tidak mendirikan Negara arab melainkan Negara nasionalisme. Dilihat dari sisi al-qur’an wajib bagi ummat islam menpertahankan ke empat pilar ini karna tergambarkan betul dari berbagai ayat al-qur’an di antaranya : musyawarah (QS. Ali Imran: 159, QS. Al- Syura: 38), ketaatan kepada pemimpin (QS. al-Nisaa: 59), keadilan (QS. an-Nahl: 90, QS. al-Nisaa: 58), Persamaan (QS. al-Hujuraat: 13), dan hubungan antar umat dari berbagai agama (QS. Al Baqarah: 256,QS. AliImran:64,QS.Al-Mumtahanah:8-9). 

Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai belasan ribu, suku bangsa, bahasa, adat, tradisi dan agama yang variasinya sedemikian beragam. Pendiri bangsa sangat tepat menyatakan bahwa bentuk negara yang paling cocok adalah negara kesatuan. Menyatukan perasaan senasib, seperjuangan, menumbuhkan kesatuan dari beragam kemajemukan yang ada, sebagai sebuah bangsa adalah hal yang utama dalam mendirikan dan menjaga kelangsungan sebuah Negara. Ini sejalan dan tertuang dalam semangat Pancasila dan UUD 1945. Melihat kondisi Indonesia dengan berbagai pemahaman baru masuk Indonesia baik itu pemahaman ekstrim kanan dan ekstrim kiri maka Urgensi kebhinekaan harus terus diestafetkan pada tiap generasi karena ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berpotensi merusak tatanan kesatuan senantiasa mengintai dan siap menggempur keutuhan sebuah bangsa. Bahkan bukan tidak mungkin, terdapat sebuah komunitas radikal yang kembali ‘menggugat’ Pancasila sebagai dasar Negara dengan berbagai dalihnya. Relasi hubungan kenegaraan antara Indonesia dan islam nusantara sangat berkaitan menjaga kesatuan Negara ini.

pelopor penyebar islam nusantara adalah organisasi Nahdlatul Ulama (NU) bersama dengan banom-banomnya. Menyebarkan islam nusantara bagi NU tidaklah mudah karna orang awam mungkin ini adalah sebuah pemahaman baru sehingga muncul berbagai cacian oleh kalangan yang belum tahu sepenuhnya islam nusantara dan ada pula orang yang menginginkan islam nusantara seharusnya tidak ada di Indonesia agar sejarah perjuangan penyebaran islam di nusantara itu hilang seperti para wali songo, berusaha di hilangkan benih-benih sejarahnya.jika ini terjadi tradisi ke islaman nusantara kita akan hilang seperti barazanji, syukuran,dan berbagai tradisi budaya keislaman di indonesia. semuanya akan hilang dan akan diganti dengan budaya yang tidak sepahaman dengan tradisi local di indonesia seperti budaya arab, dari sinilah awal mula budaya arab itu di agamakan di Indonesia. Perlu disadari lambat laun pula budaya asing pula perlahan akan menjadi sebuah agama dan tradisi local nusantara akan hilang begitu saja, maka dari itu mempertahan islam nusantara merupakan kewajiban bagi kita untuk mempertahankan dan melestarikannya agar budaya Indonesia terselamatkan.

IKHLASU AMAL MUSLIM
Bulukumba, 17 AGUSUTUS 1945

Tidak ada komentar:

Posting Komentar