Rabu, 13 Januari 2016

wali yang masih hidup

Suatu hari, Gusdur (sebenarnya nama aslinya adalah Abdurrahman Ad-Dakhil) mengajak KH Said Aqil Siradj (sekarang ketua PBNU). Kang Said (panggilan KH Said Aqil) bertanya mau kemana. Namun, Gusdur hanya bilang akan mengajaknya kepada seorang yang alim lalu minta doa kepadanya. Kang Said pun setuju dengan ajakan Gusdur. Oia, lokasinya pada waktu itu di Arab.
Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan orang yang berpakaian putih dan berjanggut (umumnya orang Arab) yang mempunyai banyak santri. Kang Said pun berkata kepada Gusdur, “Mungkin itu kali?” Gusdur hanya bilang, “Bukan.” Berkali-kali kang Said menebak, tapi selalu salah. Kang Said semakin bingung karena orang-orang ternama yang mereka lewati bukan termasuk orang ‘alim’ yang Gusdur maksudkan.
Tibalah saatnya mereka bertemu dengan pemulung. Ya, orang yang berprofesi sebagai pengepul sampah. Kang Said pun terheran-heran ketika Gusdur mendekati pemulung tersebut. Tak lama kemudian, ia pun ikut mendekati pemulung bersama Gusdur.
Kemudian Gusdur menepuk pundak si pemulung dan bilang minta didoakan. Seketika itu, si pemulung menangis dan memohon kepada Allah untuk dicabut kewaliaannya. Ia masih shock karena masih ada orang yang tahu bahwa ia adalah seorang wali padahal sudah menyamar sebagai orang yang dianggap rendah di masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar